Advertistment

 

Banda Aceh_OBSERVASI : Wartawan harus berani mengambil sikap dalam menjalankan tugas demi  kepentingan publik.
Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Gubernur Aceh Muzakir Manaf dalam pidato sambutannya pada pembukaan Sekolah Jurnalis Indonesia (SJI) tingkat dasar angkatan I yang diselenggarakan oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Aceh  di Sekretariat PWI Aceh, Senin (19/08/2013).

Selain Wagub,  acara tersebut juga dihadiri oleh Anggota DPR RI Marzuki Ali, unsur SKPA dan para undangan lainnya.

Muzakir Manaf mengharapkan dengan digelarnya SJI di Banda Aceh akan melahirkan wartawan muda yang tangguh. “Tidak hanya memiliki keahlian khusus dalam bidang jurnalis, akan tetapi taat pada hukum dan memahami norma dalam masyarakat serta taat pada kode etik jurnalistik,” katanya.

“Keberhasilan suatu negara dan daerah dalam demokrasi dapat diukur dari keberhasilan media yaitu kemerdekaan pers dalam negara atau daerah tersebut. Oleh karena itu media kerap disebut empat pilar yang berdiri sama tinggi dengan Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif,” terangnya.

Hanya saja, lanjut Wagub, kemerdekaan pers tidak bisa diartikan secara berlebihan, kemerdekaan tersebut harus diseimbangi dengan penegakan hukum, etika dan norma sosial.

Pria yang akrab disapa Mualem ini memaparkan saat ini tidak ada lagi sensor yang diberikan pemerintah kepada media, namun bagi wartawan yang berkualitas sesungguhnya sensor media tetap ada. “Sensor tersebut adalah tanggung jawab moral, etika, serta norma sosial yang berlaku dalam dalam masyarakat,” tambahnya.

Wagup juga menegaskan kepada seluruh wartawan harus berani mengambil sikap dan harus mementingkan kepentingan publik ketimbang mendongkrak oplah dengan berita sensional yang merusak tatanan kehidupan masyarakat.

Kegiatan tersebut akan berlangsung selama 12 hari dari tanggal 19 sampai dengan 31 Agustus dan diikuti oleh 30 peserta jurnalis dari berbagai media, baik cetak maupun elektronik di Aceh. (Atjehlink.com)
 
Top