OBSERVASI | JAKARTA :
Kontes kecantikan Miss Word 2013 yang akan
digelar di Bali September mendatang, menuai penolakan. Salah satunya
dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Merespon kontroversi tersebut, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
(PBNU) Slamet Effendi Yusuf meminta semua pihak untuk dapat duduk
bersama dalam membahas dan menyikapi masalah ini secara musyarah.
"Saran
saya, pihak panitia penyelenggara duduk satu meja dengan MUI, yang di
tengahi pihak pemerintah, untuk membahas dan menyikapi polemik ini, yang
intinya jangan sampai penyelenggaraan Miss World di dalam negeri ini,
malah menimbulkan kegaduhan di masyarakat," kata Slamet Effendi di
Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu (31/8/2013).
Slamet Effendi
berharap, pemerintah dapat bijaksana dan arif untuk mendengarkan
suara-suara yang kontra dari kolompok masyarakat atas pelaksaan Miss
World tersebut. Sebab, masyarakat dalam negeri memiliki karekater
tersendiri dalam mempertahankan adat istiadat, budaya dan melaksanakan
nilai-nilai agama yang di yakininya.
"Sehingga sebagian masyarakat
tidak cocok dengan penyelenggaraan Miss World, yang dipandang sebagai
budaya impor, yang banyak negatifnya dari pada positifnya," ujarnya.
Posisi
NU, kata Slamet Effendi, tidak menolak dan mendukung pelaksanaan Miss
World 2013 di dalam negeri. Karena masalah seperti itu, merupakan
wilayah Pemerintah, yang harus tegas mengatur dan menyikapinya.
"Kalau
ditanya posisi NU dalam persoalan penyelenggaraan Miss World 2013 di
dalam negeri ini, kami tidak dalam posisi menolak dan mendukung. Tetapi
lebih pada menyarankan Pemerintah harus mendengarkan suara-suara
masyarakat dalam masalah ini," tukas Slamet Effendi.
Sumber: merdeka.com