Aksi Aliasnsi Pelajar Dan Mahasiswa Aceh demo di Bundaran Lambaro Aceh Besar tersebut dimulai sekitar pukul 11.00 WIB dan dikawal ketat aparat kepolisian. (Photo / Darwin) |
OBSERVASI | ACEH BESAR :
Demo dari Aliasnsi
Pelanjar dan Mahasiswa (APAM) Aceh menggelar aksi di Bundaran Lambaro,
Aceh Besar, menuntut kejelasan akreditasi universitas dan fakultas yang
masih banyak tidak jelas di Aceh, Sabtu (19/10/2013).
Koordiantor aksi, Muhammad Irvan,
mengatakan pemerintah melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan telah
menzalimi pendidikan di Aceh melalui sistem akreditasi kampus.
“Mahasiswa yang berasal dari fakultas
akreditasi C tidak dapat melanjutkan pendidikan S2 dan tidak diterima
sebagai PNS,” kata dia.
Dia mengatakan mahasiswa dibiarkan untuk
tidak mengetahui hal tersebut. Menteri Pendidikan, kata dia, tetap saja
memberikan izin pengelolaan pendidikan kepada kampus yang telah lama
dengan akreditasi C. “Bahkan ada universitas atau kampus yang
bertahun-tahun menerima akreditasi C,” katanya.
Dia menjelaskan, pemerintah secara tidak
langsung telah melakukan tindakan kriminal dengan memberikan izin
kepada kampus-kampus tersebut. “Apa yang harus dilakukan mahasiswa yang
ijazahnya ditolak oleh instansi dan tidak dapat melanjutkan pendidikan,”
kata dia.
Dia melanjutkan, mahasiswa telah
mengeluarkan biaya yang besar untuk mendapatkan pendidikan yang layak.
“Ini penipuan sistem yang berkedok kecerdasan, pemerintah harus
bertanggung jawab jika kemudian hari mereka terlibat dalam tindakan
kriminal. Karena mahasiswa dipaksa melakukan hal ini,” katanya.
Dalam aksi tersebut, APAM Aceh mendesak
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk meninjau ulang sistem
pengelolaan pendidikan tinggi di Indonesia. Mereka juga memkinta
Kemerintah Pendidikan dan Kebudayaan untuk melimpahkan seluruh
kewenangan pendidikan tinggi swasta di Aceh kepada Kopertis Aceh.
“Kami juga meminta pemerintah memberikan
kesempatan kepada mahasiswa yang berasal dari universitas dan fakultas
akreditasi C untuk melanjutkan pendidikan S2 dan diterima sebagai CPNS.
Karena mereka bukan tidak mampu, hanya saja tidak punya kesempatan,”
kata Irvan.
Aksi di Bundaran Lambaro Aceh Besar
tersebut dimulai sekitar pukul 11.00 WIB dan dikawal ketat aparat
kepolisian. Selain berorasi, massa juga membentangkan spanduk dan
umbul-umbul dengan tulisan nada kecaman serta tuntutan mereka. Aksi
tersebut dilakukan menyambut kedatangan Wakil Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan untuk meresmikan SMA Unggul Ali Hasyimi di Indrapuri, Aceh
Besar.
Reporter; Darwin