![]() |
Bupati Aceh Besar Mukhlis Basyah didampingi sejumlah pejabat dinas terkait sedang menanam jagung hibrida di Gampong Meureu, Kecamatan Indrapuri, Aceh Besar, Senin (28/10/2013). | Photo : Darwin. |
Aceh Besar, NEWS OBSERVASI : Mengingat komoditi jagung
memiliki prospek yang sangat bagus untuk memberdayakan ekonomi petani, pada
tahun 2013, Kabupaten Aceh Besar mengembangkan 500 ha jagung melalui dana
Otsus. Penanaman jagung tersebut tersebar di 4 (empat) kecamatan potensial,
yaitu Kecamatan Indrapuri seluas 100 Ha, Kecamatan Kuta Cot Glie seluas 200 Ha,
Kecamatan Lembah Seulawah seluas 130 Ha, dan Kecamatan Montasik seluas 70 Ha,
serta mencakup 12 gampong dengan melibatkan 721 orang anggota kelompok tani.
Selain bantuan dari Pemerintah Aceh Tahun 2013, Aceh Besar juga mendapat
alokasi penanaman jagung seluas 300 Ha dari dana APBN.
Hal tersebut dikatakan Bupati Aceh
Besar Mukhlis Basyah SSos kepada News Observasi di sela-sela penanaman jagung hibrida
di Gampong Meureu, Kecamatan Indrapuri, Senin (28/10) siang. Hadir dalam
kesempatan itu, Gubernur Aceh yang diwakili Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi
dan Keuangan Samidan Angkasa Wijaya, Kadis Pertanian Tanaman Pangan Aceh Ir
Razali Adami MP, unsur Muspida Aceh Besar, para
Kepala SKPK Aceh Besar, Muspika Indrapuri, dan para kelompok tani.
Mukhlis Basyah mengatakan, kegiatan penanaman
jagung tersebut dilakukan dalam rangka memacu semangat masyarakat petani untuk
lebih giat lagi dalam mengembangkan usaha-usaha pertanian produktif yang
memiliki nilai ekonomi tinggi dengan siklus produksi yang singkat. “Kita memilih komoditi jagung hibrida karena
jagung sampai saat ini masih mempunyai pangsa pasar yang cukup luas dengan
harga jual yang menguntungkan. Di samping juga dalam rangka mendukung kebutuhan
jagung pipil dalam negeri yang sampai saat ini masih diimpor serta mengingat
kebutuhan yang semakin meningkat terutama untuk industri pakan ternak,”
jelasnya.
Menurut
Bupati Aceh Besar, Pemerintah Aceh melalui Dinas Pertanian Tanaman Pangan, pada
tahun anggaran 2013 telah mencanangkan Program Penumbuhan Jagung Hibrida di
Kabupaten Aceh Besar seluas 500 Ha dengan memberikan bantuan sarana produksi
berupa benih jagung hibrida pertiwi sebanyak 15 Kg/Ha, pupuk urea sebanyak 200
Kg/Ha, pupuk NPK sebanyak 300 Kg/Ha, Herbisida sebanyak 4 Liter/Ha dan bantuan
Biaya Olah Tanah. Mengingat Bantuan
Modal Usaha yang diberikan cukup lengkap
dan memadai, oleh karena itu, diharapkan program ini harus berjalan dan
harus berhasil.
Pada tahun-tahun mendatang,
lanjut Mukhlis Basyah, Pemkab Aceh Besar akan terus berupaya mengembangkan
komoditi jagung hibrida melalui program “Penumbuhan Kawasan Jagung HIbrida”
dalam rangka meningkatkan pendapatan per kapita para petani dengan memanfaatkan
lahan-lahan kering dan lahan marginal yang masih kosong yang tersebar di seluruh
wilayah Aceh Besar. Jagung hibrida
apabila mampu dibudidayakan dengan baik akan
mempunyai prospek yang sangat menguntungkan, dengan produktivitas
rata-rata mencapai 10 Ton per Ha dan harga jual jagung pipil di tingkat lokal
seharga Rp. 3.000/Kg, maka untuk luas penanaman 1 Ha petani akan mendapat
pendapatan kotor sebesar Rp. 30.000.000,-. Ini lebih tinggi jika dibandingkan
dengan usaha tani padi yang hanya mendapat hasil kotor sebesar Rp.
24.000.000/Ha. “Untuk itu, kita harus memacu kerja keras guna mendorong
semangat kerja petani Aceh Besar yang tergolong masih ragu-ragu untuk
mengembangkan komoditi jagung hybrida dibandingkan dengan para petani di
kabupaten lain seperti Aceh Tenggara yang sudah sangat familiar dengan jagung
jenis hibrida ini,” tandasnya.
Kadis
Tanaman Pangan Aceh, Razali Adami mengungkapkan, Pemerintah Aceh sangat serius
untuk membangun sektor pertanian. Apalagi, sebagian besar masyarakat Aceh
menggantungkan hidup di sektor tani. Untuk tahun 2013, selain Aceh Besar,
pengembangan jagung juga difokuskan pada 12 kabupaten/kota lainnya di Aceh, dengan
harapan produksi dan pendapatan petani dalam terus ditingkatkan. “Kita
berharap, penanaman jagung hibrida di Gampong Meureu, Kecamatan Indrapuri ini
akan menjadi contoh keberhasilan bagi daerah lainnya di Aceh,” katanya.
Harapan
yang sama juga diungkapkan staf ahli Gubernur bidang Ekonomi dan Keuangan,
Samidan Angkasa Wijaya. Dengan keuletan dan keseriusan para petani mengolah
lahan pertaniannya, diharapkan ke depan Aceh juga akan menjadi daerah swasembada
jagung. Oleh sebab itu, Pemerintah Aceh akan komit untuk membangun
komoditi-komoditi pertanian unggulan, termasuk padi, jagung, kedelai, dan
komoditi pertanian lainnya.
Dalam kesempatan itu, juga diserahkan sejumlah bantuan untuk para kelompok tani, seperti sarana produksi, hand traktor, power thresher, mesin pompa air, kawat duri, alat berburu babi, dan alat perontok biji jagung/cultivator. (Darwin)
Dalam kesempatan itu, juga diserahkan sejumlah bantuan untuk para kelompok tani, seperti sarana produksi, hand traktor, power thresher, mesin pompa air, kawat duri, alat berburu babi, dan alat perontok biji jagung/cultivator. (Darwin)