Belawan, NEWS OBSERVASI - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Meteorologi Belawan memprediksi gelombang tinggi masih saja bisa terjadi di beberapa perairan, termasuk perairan Aceh,--khususnya hujan disertai badai guntur di tengah laut dikuatirkan terjadi di Perairan Lhokseumawe.
Untuk itu, Rizky Ramadhan selaku prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Belawan, Sabtu (11/1) mengingatkan kembali para nelayan tradisional dan perusahaan kapal ikan agar mewaspadai prediksi BMKG ini, untuk mencegah hal-hal yang tak diingini.
Prediksi ini, katanya, adanya dampak dari imbas badai matahari ke bumi. Dampaknya terlihat adanya peningkatan tinggi gelombang di perairan Selat Malaka mencapai 3,5 meter secara maksimal, dan ini jarang terjadi.
Secara rinci gelombang laut dengan tinggi tiga meter berpeluang dapat terjadi di wilayah Perairan Aceh, Perairan Selat Malaka Utara, Perairan Kepulauan Riau. BMKG memperkirakan adanya cuaca buruk, itu terpantau dari Citra Satelit terlihat adanya daerah Tekanan Rendah 1002 HPA di Laut Arafura bagian Tengah.
Angin di atas wilayah Perairan Indonesia, di Utara Khatulistiwa umumnya bertiup dari Barat Laut sampai Timur dan di Selatan Khatulistiwa umumnya bertiup dari arah Barat Daya sampai Barat Laut dengan kecepatan angin berkisar antara 3 sampai 25 knot.
Kondisi tersebut memberi peluang pertumbuhan awan dan hujan disertai Badai Guntur dapat terjadi di Selat Malaka, Perairan Aceh, khususnya Perairan Lhokseumawe. Prakiraan ini diperkirakan berlaku hingga Senin (13/1) pukul 19.00 WIB.
Sementara itu, berdasarkan amatan di Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan (PPSB), Sumatera Utara maupun di sejumlah tangkahan pendaratan ikan, ternyata masih banyak kapal nelayan yang enggan melaut, para nelayan mengaku biasanya mereka hanya mengetahui cuaca buruk di tengah laut dari pawang laut.
"Kata pawang laut kami, dalam sebulan belakangan ini tak baik untuk melaut, karena masih berlangsungnya musim angin kencang, meski begitu masih ada nelayan yang nekad melaut demi memenuhi kebutuhan hidup," Kata Sulaiman (42) nelayan tradisional di tangkahan Pantai Labu, Kabupaten Deliserdang, Sumut. (atn)