Caleg DPRK Aceh Utara, Arafat memberikan Orasi Politik di Depan Warga Blang Riek Kutamakmur |
Aceh utara, NEWS OBSERVASI - Caleg
DPRK Aceh utara dari daerah pemilihan II nomor Urut 5 dari Partai Aceh, Arafat
dan juga Caleg DPR Aceh dari daerah pemilhan V nomor urut 9 yang juga dari
partai Aceh, Cut meutia SH mengunjungi masyarakat Gampong Blang Riek kecamatan
kutamakmur Kabupaten Aceh utara, Sabtu (22/03/2014).
Warga Blang Riek sangat
Antusias menyambut kedatangan dua Calon kandidat wakil Rakyat tesebut, dalam
kata – kata sambutannya Muhammad Rizal yang merupakan ketua pemuda Gampong
Blang riek mengatakan, bahwa pihaknya sangat senang akan kedatangan dua caleg itu,
sehingga masyarakat Blang riek bisa mengenali Caleg dari partai Aceh tersebut.
Rizal menambahkan bahwa
Cut meutia merupakan rekan satu kampus dulu dan juga sering terlibat dalam
Organisasi. “saya kenal dekat dengan Cut meutia, ia merupakan rekan saya dalam
beberapa Organisasi dulu sewaktu masih menjadi mahasiswa, maka tidak salahnya
apabila kita memilih Cut meutia untuk Anggota DPR Aceh” ungkap Rizal.
Rizal juga berharap
kepada masyarakat Blang Riek untuk tidak salah pilih pada Pemilu nantinya, “Untuk
DPRK kita juga sudah punya utusan sendiri yang dekat dengan kita sekaligus satu
kecamatan dengan kita yaitu Arafat, maka kita harus memilih caleg dari
kecamatan kita sendiri” Tandas Rizal.
Sementara itu, Arafat
sendiri dalam Orasi Politiknya mengatakan, bahwa Partai Aceh wajib untuk kita
menangkan. Karena PA merupakan satu – satunya Partai yang akan mempertahankan Implementasi
MoU Helsinki. “Kali ini PA Wajib menang 100 Persen, karena PA merupakan satau –
satunya partai yang berpihak kepada Rakyat dan akan mempertahankan implementasi
MoU Helsinki”, Kata Arafat.
Arafat pun mengatakan
bahwa dari Partai Aceh ada beberapa Caleg untuk DPRK Aceh utara, ia pun
berharap agar Masyarakat memilih caleg yang berasal dari Partai Aceh. “Hidup
partai Aceh, Hidup Partai Aceh, Hidup Partai Aceh” Teriak Arafat.
Caleg DPR Aceh, Cut Meutia |
Setelah itu giliran Cut
Meutia yang menyampaikan Orasinya, ia mengatakan bahwa dirinya merupakan salah
satu Caleg Perempuan yang ingin mempertahankan Implementasinya MoU Helsinki. Sebagai
salah satu Caleg Perempuan, Persaingan sangat ketat,
apalagi di Aceh Utara masih sangat feodal terhadap perempuan yang tampil
ke publik. “saya tidak peduli, karena berkecimpung dalam masyarakat bukan
hal baru bagi saya, kerja-kerja pengorganisiran sudah saya lakukan sejak tahun
1999, bisa dikatakan menjadi caleg adalah masa-masa saya bernostalgia dengan
aktivitas masa lalu saya, dan secara jaringan dan pengalaman insya Allah
tidak ada kendala apapun”.Ujar Cut meutia
Cut
meutia juga bercerita saat ia bertemu dengan Wali nanggroe ke 8 Teungku Tjhik
Hasan Muhammad di tiro, ia pertama kali bertemu dengan wali pada 09 Desember 2002
saat perundingan di jenewa, saat di jenewa selama 4 hari beliau selalu
mendampingi sang wali. Cut Meutia juga menceritakan bahwa selama di jenewa Wali
selalu membawa 2 Foto. “Teungku Tjhik Hasan Muhammad di tiro selalu membawa dua
foto kemana pun ia pergi, kedua foto tersebut adalah Foito keluarga beliau dan
Foto Keumala hayati yang dimasukkan dalam Figura kecil” Cerita Cut meutia
kepada warga.
Cut
meutia merupakan satu – satunya wanita yang terlibat dalam perundingan tersebut,
waktu itu ia masih sangat muda yaitu 22 tahun. “saya tidak hanya menjadi
penonton dalam perundingan itu, ada ide yang ikut saya sumbangkan yang kemudian
menjadi salah satu point dalam Nota Kesepahaman (CoHA) ketika itu” Ungkap cut
meutia.
Dari
beberapa kali pertemuan Dengan Tgk Tjhik hasan Muhamamad di Tiro, Lanjut
Cut meutia, ia bisa
merasakan bagaimana bangganya Tgk Tjhik Hasan Muhamamad di Tiro,terhadap
perempuan Aceh.
Saat
di wawancarai oleh Wartawan setelah selesai Acara, Cut meutia mengatakan
tentang Kriteria pemilih cerdas, “Menurut saya ada tiga kriteria pemilih
cerdas. Pertama mereka mengenal sosok caleg yang akan dipilih. Kedua mengetahui trackrecord caleg
tersebut dengan baik seperti pendidikannya, pengetahuannya tentang tugas dan
fungsi dewan, pengalamannya dan kiprahnya di dunia politik dan bagaimana
hubungan caleg tersebut dengan masyarakat selama ini. Dan terakhir melihat
partai pengusung caleg tersebut. Misalnya begini, kalau secara personal caleg
tersebut sudah bagus, tapi kalau partai pengusungnya tidak bagus kan tidak baik
juga karena dia pasti akan membawa kepentingan partai juga nantinya”, Ujar Cut
Meutia menjawab pertanyaan Wartawan.
DI kalangan internal
Gerakan Aceh Merdeka dan Partai Aceh, Cut Meutia bukanlah nama yang asing.
Begitu juga di dunia aktivis. Ia dikenal lugas dan cerdas. Menjadi satu-satunya
perempuan dari GAM yang terlibat dalam perundingan Jenewa dan Tokyo. Cut Meutia
menjadi kesayangan sekaligus kebanggaan almarhum Wali Nanggroe Aceh ke 8
Muhammad Hasan Tiro.
Di
pemilu 2014 mendatang Cut Meutia maju sebagai calon anggota DPR Aceh dari
daerah pemilihan V wilayah Aceh Utara dan Lhokseumawe, nomor urut 9. (ody)