Aceh Utara, NEWS OBSERVASI - Masyarakat Aceh Utara mengenang tragedi Simpang KKA dengan menggelar doa bersama, Sabtu (3/5).
Tragedi berdarah yang terjadi pada 3 Mei 1999 silam di Simpang KKA Aceh, Dewantara Aceh Utara. Rentetan tembakan dari moncong senjata pasukan pemerintah Indonesia merenggut banyak korban. Perempuan bahkan hingga anak-anak.
Kini sudah 15 tahun peristiwa itu berlalu. Namun bukan berarti untuk dilupakan. Korban masih berharap keadilan, meskipun jauh dari harapan.
Sabtu pagi hari ini. Ada seratusan warga berkumpul di sana. Mereka adalah para keluarga korban dan masyarakat biasa.
Hadir juga Ketua KPA-PA Wilayah Pasee Tgk Zulkarnaini, yang kerap disapa Tgk. Ni, ketua keamanan PA M Jhoni, jajaran KPA-PA.
Mereka berdoa dan berzikir yang dipimpin Tgk Hasballah.
Geuchik setempat Abdurrahman SPd, mengatakan di depan ratusan masyarakat Aceh Utara, acara sederhana yang sedang berlangsung selain mengenang tragedi kelam juga diharapkan menjadi ajang pemersatu sesama warga Aceh Utara.
Sementara itu Ketua KPA-PA Pasee Tgk. Ni mengatakan peristiwa Simpang KKA ini bukanlah peristiwa biasa, akan tetapi kisah yang sangat memilukan.
“Apalagi korbannya adalah rakyat sipil, sehingga kita harapkan kepada Makyat Aceh Utara khususnya, dan Rakyat Aceh umumnya, agar tidak pernah melupakan sejarah pelanggaran HAM dimasa itu. Kita harap sangat agar bersatu padu untuk memperjuangkan hak-hak korban,” ujarnya.
Selanjutnya tausiyah beserta do’a dipimpin oleh Tgk M Yusuf Di Paloh.
Peringatan 15 Tahun Tragedi Simpang KKA itu, juga dilakukan masyarakat Lancang Barat, yang pusatkan di Masjid Al-Mabrur, Jalan Rel Kereta Api, Dusun Ulee Tutu, Desa Lancang Barat, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara. (Ajnn)
Perwakilan LSM peduli HAM juga ikut dalam peringatan 15 tahun tragedi Simpang KKA
Mereka berdoa, berzikir dan berziarah ke makam korban. (jpnn)