Maida Safira, pemain Film Ketika Cinta Bertasbih bersama Riza Zahara, Motivator Muda Muslim Aceh |
Bulan
Ramadhan telah usai.Bulan penuh
rahmat dan anugerah Allah SWT telah melambaikan salam perpisahannya. Ia akan
mejenguk kita kembali di tahun depan.
Demikian pula dengan lebaran.
Dia telah berlalu dengan membawa sejumlah catatan kesucian batin dan perdamaian
kemanusiaan kita. Bagi yang telah menyublimasi ruang batinnya, dia akan
menembus hijab di setiap saat, bermesra kasih dengan Allah di setiap waktu,
menembus arasy bila berdo’a, dan menggetarkannya bila berduka.
Bagi yang telah berdamai,
kehidupan baru akan segera diraihnya. Luka kehidupannya bakal tersulam lewat
benang-benang kasih sayang dan anyaman kerinduan antar sesama, serta dijaminkan
mahligai syurga kenikmatan oleh Allah. Dia kembali diputihkan jiwanya,
disucikan sanubarinya.
Dan sebaliknya, bagi yang
masih memendam amarah dan murka, Allah tetap tanggguhkan kemurkaanNya dengan
curahan kasih sayangNya. Namun tak memiliki jaminan kasih sayang abadiNya.
Ibarat luka, makin hari makin
berulat, bernanah, dan menular. Dialah sosok manusia yang bertabiat binatang di
dunia, dan manusia yang dibangkitkan dalam jelemaan binatang di hari pembalasan
Ilahi.
Sekali lagi, puasa dan Idul
Fitri telah berlalu.
Ohh…..nyatanya masih ada yang
terlupa. Kita khilaf padanya. Kerap kali kita menganiayanya,mengurasnya, dan
membantainya. Kita kobarkan semangat keuntungan kapital di atas ratapan
ketersiksaannya. Kita pertaruhkan hidupnya untuk kesenangan semu.
Atas nama aset komersilkan, atas
nama pendapatan asli daerah kita pertaruhkan. Bagi yang membelanya kita berikan
gelaran Tolol alias Bahlul. Sebaliknya bagi yang “menyantapnya”, diberikan
penghargaan yang berlebih.
Dialah Alam, yang menyeret
ombak menjadi Tsunami di Aceh, yang berontak atas nama Gempa Bumi di Padang
Pariaman.
Kepada Alam, kita lupa
mengingatmu di hari lebaran. Padahal kami sering menyakitimu.
Kepada Alam, engkau ajarkan
pada kami arti keadilan dan keseimbangan, namun kami lupa dan lupa…
Kepada Alam, kami lebih
terpana oleh pesona keserakahan.
Kepada Alam, terima kasih atas
peringatanmu di setiap waktu. Tapi kami mohon kepadamu, sudilah menerima wajah
kusam-muram penyesalan kami.
Kepada Alam, jangan marah lagi
ya..
Kepada
Alam, peace…..
Penulis
: Riza Zahara
Motivator
Muda Muslim Aceh