Advertistment

 

Pidie, NEWS OBSERVASI : Kerusuhan yang disulut oleh kemarahan massa, Jumat (18/7) sore melanda wilayah Laweung, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie. Pemicunya diduga akibat upaya penyebaran aliran sesat yang tidak bisa diterima warga setempat.
Massa dari Gampong Blang Raya, Kecamatan Muara Tiga, Laweung, mengamuk sekitar pukul 15.00 WIB. Mereka membakar tiga unit mobil yaitu bus Cendrawasih, minibus L-300, Avanza dan lima sepeda motor milik Tim Relawan Aceh (TRA) di desa tersebut. Aksi membakar kendaraan itu terjadi saat bentrok TRA dengan warga.
Dalam kerusuhan tersebut, enam anggota TRA juga kritis meski sempat beredar informasi ada yang tewas, dan delapan lainnya luka-luka.
Anggota TRA yang kritis adalah Musliadi Abdul Gani (33), Mukhtar (46) dan Zulfitri Ali (35) mengalami luka-luka. Ketiganya tercatat sebagai penduduk Bireuen. Lalu, Abdullah Abdul Jalil (43), penduduk Kecamatan Baiturahman, Kota Banda Aceh dan Abu Bakar, penduduk Meurah Dua Kecamatan, Pidie Jaya. 
Hingga Jumat malam mereka dilaporkan masih dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tgk Chik Di Tiro Sigli. Hingga malam hari mereka belum sadarkan diri, kemungkinan akan dievakuasi ke Rumah Sakit Umum dr Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh.
Pemicu kemarahan massa diduga diawali salah seorang anggota organisasi berseragam hitam itu, MAG (33), yang diduga membawa aliran keagamaan di wilayah itu dan tidak bisa diterima warga. 
Seorang anggota TRA bersitegang dengan teungku (ustaz) di daerah itu. Kemudian, warga yang menyaksikan tersulut kemarahannya dan sempat beradu mulut dengan puluhan anggota TRA lainnya yang berseragam hitam-hitam. 
Lalu ratusan massa yang telah terbakar emosi mengejar anggota TRA dengan menggunakan kayu dan parang.
Geuchik (kepala desa) Blang Raya, Safwan Ahmad, mengatakan, sebelumnya puluhan anggota TRA datang ke desanya dan berkumpul membentuk kelompok dekat sebuah menara di kawasan itu. Kemudian Safwan menghubungi salah satu anggota TRA di daerah itu dan menanyakan maksud kedatangan kelompok tersebut.
“Keterangan dari angota TRA di Muara Tiga mengatakan mereka datang hendak mengantarkan anggota TRA, yakni Muslim, Tgk Rozi, Samsul dan Mus. Saya sudah melarangnya karena massa sedang marah. Keamanan juga tak bisa dijamin. Saya sarankan ke polsek saja,” ungkapnya.
Karena tak diindahkan, sebutnya, bentrokan pun tak terhindarkan dan puluhan anggota TRA diamuk massa, sampai akhirnya datang personel Polsek dan Koramil Muara Tiga untuk menghentikan pertikaian itu.
Pascakejadian, jajaran Polres Pidie langsung dikerahkan ke lokasi untuk pengamanan setelah belasan anggota TRA yang kabur ke wilayah perbukitan dan tidak berani turun karena takut diamuk massa. 
Kapolres Pidie AKBP Sunarya yang dihubungi Jumat malam juga membenarkan adanya insiden berdarah ini. Dikatakan, kasus bentrok warga dan anggota TRA ini sudah ditangani polisi. “Kami menyesalkan insiden berdarah ini. Seharusnya semua pihak bisa menahan diri,” katanya.
Gubernur Aceh Zaini Abdullah juga meminta semua pihak untuk menahan diri terkait insiden di Gampong Ujong Pie, Laweung, Pidie, ini. “Gubernur meminta semua pihak menahan diri dan menghormati bulan suci Ramadan. Jangan nodai bulan suci dengan tindakan-tindakan yang merusak nilai-nilai puasa dan ukhuwah,” ujar Kepala Biro Humas Setda Aceh, Murthalamuddin.
Selain itu, gubernur juga meminta warga untuk tidak berbuat anarkis, serta menghormati hukum dan adat istiadat. “Apa pun motifnya, segala bentuk tindakan di luar koridor hukum tidak dibenarkan,” tegasnya.
Analisa
 
Top