Dewan Pimpinan Aceh (DPA) Partai Aceh (PA) melaksanakan kegiatan pelatihan dan penguatan kapasitas politik terhadap 29 anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) yang terpilih dari partai itu pada Pemilu 9 April 2014 lalu. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, 7-9 September, di Hotel Oasis Banda Aceh.
Acara yang diikuti seluruh anggota DPRA terpilih dari Partai Aceh, dibuka oleh Ketua Umum DPA PA, Muzakir Manaf pada, Minggu (7/9) malam. Turut hadir Ketua Tuha Peut PA, Malik Mahmud Al-Haytar, Sekjen PA Mukhlis Basyah, serta sejumlah petinggi Partai Aceh lainnya.
Penanggungjawab acara, Kamaruddin Abubakar, dalam sambutannya mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk menyamakan visi dan misi antara DPRA terpilih dengan Partai Aceh. “Karena anda mewakili Partai Aceh, maka harus sadar ada amanah besar yang dititipkan seluruh masyarakat Aceh,” kata Kamaruddin, sebagaimana dilansir siaran pers PA, Senin (8/9).
Pria yang akrab disapa Abu Razak ini mengatakna, DPR Aceh dari Partai Aceh terpilih harus sadar latar belakang lahirnya partai itu. Partai Aceh, katanya, lahir dari perjuangan panjang. Karenanya, saat duduk di DPR Aceh nanti juga harus memperjuangkan kepentingan masyarakat Aceh. “Kinerja DPRA dari Partai Aceh dinilai akan sangat menentukan masa depan Aceh. Ini penting sehingga kita mengadakan kegiatan ini. Kita sangat berharap kinerja ke depan DPR Aceh dari Partai Aceh lebih baik lagi,” kata Abu Razak.
Jika dibandingkan dengan hasil Pileg 2009 lalu, kata Abu Razak, keterpilihan DPR Aceh dari Partai Aceh mengalami penurunan. Pada Pileg 2009, Partai Aceh mampu mengantarkan 33 kadernya ke DPR Aceh. Sedangkan pada Pileg 2014 cuma 29 kursi. “Namun ini biasa dalam politik. Walaupun 29 orang, kita berharap kualitas DPR Aceh dari Partai Aceh kali ini lebih bagus,” ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Aceh Muzakir Manaf meminta anggota DPRA terpilih dari Partai Aceh bekerja keras memperjuangan realisasi aturan turunan UUPA yang belum disahkan Pemerintah Pusat. “Itu amanah rakyat yang harus dikedepankan,” ujar pria yang akrab disapa Mualem ini.
Menurut Mualem, sejak penandatangan MoU Helsinki dan pengesahan UUPA setahun kemudian, banyak aturan UUPA yang belum disahkan oleh Pemerintah Pusat. DPR Aceh dari Partai Aceh juga diminta mengesahkan qanun yang mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat Aceh.
Sedangkan Ketua Tuha Peut Partai Aceh, Malik Mahmud Al-Haytar, meminta DPR Aceh terpilih dari Partai Aceh tidak melupakan sejarah perjuangan. Sejarah ini dinilai penting sehingga menjadi acuan bagi DPR Aceh dalam bekerja. “Hampir 30 tahun kita berjuang melalui senjata, kemudian beralih dengan Partai Aceh. Ini jangan mudah dilupakan,” kata Malik Mahmud.
Menurutnya, sejarah ini akan membuat DPR Aceh menjadi sadar akan keberadaan mereka di parlemen nantinya. Hal ini dinilai juga akan membuat DPR Aceh bekerja sungguh-sungguh dalam mengemban amanah rakyat. “Kita meneruskan perjuangan Bangsa Aceh. Perjuangan para pendahulu yang sudah terlebih dahulu kembali,” kata Malik Mahmud.
Sumber: aceh.tribunnews.com