Advertistment

 



Pendopo Bupati Bireun. (Sumber Photo: soalaceh.tumblr.com)
BIREUN, merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Aceh. Kabupaten yang sukses di mekarkan dari Aceh utara pada tahun  1999 itu menjadi daerah yang sangat mandiri dan potensial. 

Letaknya yang tak jauh dari ibukota Provinsi Aceh, Kabupaten yang di pimpin Bupati H.Ruslan M.Daud dan Wakilnya Ir.H. Muktar,M.Si mempunyai sejarah tersendiri. Namun sungguh sangat disayangkan, benang merah sejarah telah putus diterpa keegoisan sang penguasa. Kabupaten yang dijuluki Kota juang ini pernah menjadi Ibukota Negara Republik Indonesia setelah Yogyakarta jatuh ketangan penjajah dalam agresi kedua Belanda, fenomena itu tidak tercatat dalam lintasan sejarah NKRI.

Jika kita melirik “Meuligoe Bupati Bireun”, memang tidak ada yang istimewa. Hanya sebuah gedung permanen yang dirancang menyerupai rumah adat Aceh, tetapi di balik bangunan itu terseimpan berjuta sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia  yang tak elok jika hal itu menjadi sebatas sejarah yang hilang ditelan masa. Di tambah lagi, Presiden Soekarno di asingkan di tempat itu.

Pada tahun 1948, Belanda melancarkan agresi keduanya terhadap Yogyakarta, Ibukota RI kedua itu dalam sekejap bisa di kuasai oleh Penjajah. Soekarno yang saat itu sudah kalang kabut, terpaksa memilih Aceh untuk mengasingkan diri. Bireun, adalah tempat yang relatif aman menjadi pilihan bung karno kala itu. Dengan menumpang pesawat Dakota, Soekrano Hijrah ke Kota Juang.

Teungku Daud Beureu’eh, para perwira militer Divisi X, Kolonel Hussein Joesoef, Panglima Divisi X, alim ulama serta para Murid Sekolah Rakyat (SR) turut andil dalam menyambut kedatangan Presiden Pertama Republik Indonesia. Lapangan Cot Gapu, menjadi saksi bisu saat bung karno berpidato, membakar semangat Rakyat kota Juang.

Dalam jangka waktu satu minggu, Prsesiden Soekarno menjalankan roda pemerintahan di Bireun. Ia menginap di kediaman Kolonel Hussein Joesoef, Panglima Divisi X Komandemen Sumatera, Langkat dan tanah Karo, di Kantor Divisi X (Pendopo Bupati Bireuen sekarang). 

Sadar atau tidak, pengorbanan masyarakat Bireun dalam mempertahankan kemerdekaan RI tidak bisa anggap remeh. Sejarah membuktikan, tahun 1945 di zaman Revolusi, Kota juang menjadi pusat kemiliteran Aceh yang di pimpin oleh Divisi X Komandemen Sumatera Langkat dan Tanah Karo dibawah pimpinan Panglima Kolonel Hussein Joesoef berkedudukan di Bireuen. Meuligo Bupati Bireun saat ini adalah rumah kediaman Panglima Kolonel Hussein Joes sekaligus kantor Divisi X. 

Dari Kutaradja pusat Kemiliteran Aceh di pindahkan ke Juli keude Dua di bawah Komando Panglima Divisi X, Kolonel Hussein Joesoef, yang membawahi Komandemen Sumatera, Langkat dan Tanah Karo.

Bisa kita simpulkan, Selama seminggu Bireuen menjadi wilayahnya (Soekarno) mengendalikan Republik Indonesia dalam keadaan darurat, tetapi sejarah itu hilang bersama ombak yang tak bertepi.


Penulis: Ody Yunanda
Perancang Situs “NEWS OBSERVASI

Warga Desa Cempeudak, Kecamatan Kutamakmur, Kabupaten Aceh Utara

Tulisan ini untuk di ikut sertakan dalam BIREUN BLOG WRITING COMPETITION 2014
 

 
Top