Advertistment

 

NEWS OBSERVASI: Protes menentang kebijakan Pemerintahan Aceh yang dilakukan mantan anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Din Minimi dengan cara menenteng senjata di Aceh Timur menuai polemik. Akibat aksi tersebut kini Din Minimi sedang diburu oleh Polda Aceh.

Namun menurut para mantan anggota GAM Australia yang tergabung dalam Acehnese Australia Association Committee (AAAC) aksi kelompok Din Minimi memprotes kebijakan Zaini Abdullah-Muzakir Manaf (ZIKIR) wajar karena kepemimpinannya tidak adil.

Perwakilan mantan GAM Australia, Sufaini Usman Syekhy dalam konferensi pers, Rabu (15/10) di Sekber Jurnalis Aceh mengatakan, munculnya kelompok Din Minimi itu tidak terlepas dari kepemimpinan ZIKIR yang lebih mementingkan kelompok dan keluarganya.

Sedangkan mantan kombatan GAM, janda korban konflik dan anak yatim terbengkalai tanpa ada yang perhatian khusus dari Pemerintah Aceh yang notabene dipimpin oleh mantan kombatan GAM itu.

Dia pun berharap polisi tidak bertindak represif dan diminta untuk bersikap adil dan bijak terhadap kelompok tersebut. Polisi perlu menyelesaikan kasus ini dengan cara preventif dan menjaga Aceh selalu dalam kondusif.

"Jadi kami meminta polisi untuk menghentikan pengejaran terhadap Din Minimi tersebut, karena dia protes karena ketidakadilan dari kebijakan Pemerintah Aceh sekarang," kata Sufaini Usman Syekhy pada awak media.

Sufaini Usman mengkhawatirkan bila ini tidak disikapi dengan bijak dan terus diburu seperti penjahat kelompok Din Minimi itu, maka persoalan ini akan memicu konflik berkepanjangan nantinya di Aceh. Karena dia meyakini ada banyak Din Minimi lainnya yang belum bergerak.

"Kalau tidak ditangani dengan baik yaitu dengan cara pendekatan dialog, kita takutkan akan terjadi konflik lagi ke depan jauh lebih besar," imbuhnya.

Oleh karena itu, Sufaini Usman Syekhy mengajak semua pihak, baik pihak kepolisian, Gubernur Aceh dan stakeholder lainnya untuk diselesaikan persoalan ini dengan cara dialog. Bahkan dia mengaku siap menjadi tim mediasi bila memang nantinya dibutuhkan demi terwujudnya Aceh damai untuk selamanya.

"Ke depankan dialog dalam menyelesaikan kasus ini dan kami siap menjadi tim mediasi," tukasnya.

Sebelumnya kelompok Din Minimi beberapa waktu lalu mendeklarasikan dirinya sebagai kelompok yang akan melawan Pemerintah Aceh dengan menenteng senjata laras panjang. Kelompok tersebut dipimpin oleh Din Minimi menganggap Pemerintah Aceh tidak adil dan hanya mementingkan kelompok dan keluarganya sendiri.

Sumber: merdeka.com
 
Top