NEWSOBSERVASI:Sepak bola Indonesia kembali memakan korban jiwa. Kali ini, satu orang meninggal dunia setelah terlibat kerusuhan antar-suporter di sela-sela pertandingan babak delapan besar Divisi Utama antara Persis Solo dan Martapura di Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah, Rabu (22/10/2014).
Seperti dikutip Antara, seorang suporter yang belum diketahui identitasnya itu meninggal dunia saat dibawa ke Rumah Sakit Panti Waluyo. Korban dikabarkan hingga saat ini masih berada di kamar jenazah rumah sakit.
Kerusuhan antar-suporter tersebut diduga dipicu karena suporter dan tim tuan rumah kecewa dengan kepemimpinan wasit Ahmadi Jafri. Beberapa suporter yang kecewa kemudian berusaha untuk masuk ke lapangan.
Tak ayal, kericuhan itu membuat wasit akhirnya menghentikan pertandingan pada menit ke-45 pada saat kedudukan 1-1. Wasit bersama dua asistennya pun langsung diamankan oleh aparat keamanan yang masuk ke dalam ruang ganti stadion.
Namun, suporter tuan rumah tidak berhenti melanjutkan aksinya. Mereka lalu menuju ke pintu utama stadion, lalu melempari bus pariwisata bernomor polisi W 7507 UR, yang rencananya bakal diisi oleh pemain Martapura FC, dengan batu hingga kacanya hancur.
Selang beberapa menit, aparat keamanan akhirnya berhasil memukul mundur suporter hingga keluar kawasan stadion. Namun, satu sepeda motor KLX milik anggota Shabara juga sempat dibakar karena kejadian tersebut.
Terkait dengan jalannya pertandingan, manajer Persis Solo, Totok Supriyanto, mengaku kecewa dengan keputusan wasit. Menurut dia, sejumlah keputusan wasit tidak obyektif sehingga merugikan timnya.
"Saya kira jika wasit bertindak adil dan obyektif kejadiannya tidak akan berakhir begini. Wasit betul-betul dengan jelas membantu tim tamu," ujar Totok.
Sumber:kompas.com