Lonte di Lhokseumawe sedang mengobrol di salah satu warkop.(Photo/Ody Yunanda) |
"Warga makin resah
dan meminta agar Pemerintah Kota
Lhokseumawe dan wilayatul
hisbah melakukan
tindakan," tandas seorang
pemilik warkop yang tidak ingin disebut namanya, Senin malam (03/11/2014).
Keresahan warga amat beralasan, lanjutnya, karena para wanita pekerja seks
komersial (PSK) itu seakan dibiarkan bebas berkeliaran menjajakan tubuh
moleknya kepada laki-laki hidung belang yang ingin melampiaskan nafsu birahinya.
pemilik warkop ini menambahkan, sebetulnya kawasan lokalisasi
dari PSK ini agak tersembunyi dan jauh dari pinggir Jalan Pase Lhokseumawe.
"Tapi kini mereka keluar ke mana-mana. Dan kami sudah memberikan teguran
terhadap mereka, namun tidak diindahkan. Malah, aksinya semakin menjadi,"
ungkapnya.
Lebih herannya lagi, aparat pemerintahan setempat diam saja, tidak
melakukan tinakan apa-apa terhadap perempuan pemuas nafsu ini.
"Saya jadi curiga jangan-jangan para aparat sudah mendapat setoran dari
mereka (PSK-red) ini," tanyanya.
Karena itu, terhadap praktek prostitusi ini, pihaknya meminta dengan hormat,
agar Walikota Lhokseumawe beserta aparatnya dari Satuan Polisi
Pamong Praja (Satpol PP) bergerak proaktif melakukan penertiban.
"Tertibkan warung remang-remang atau pun kafe yang beroperasi di Lhokseumawe yang membiarkan PSK berkeliaran di dalamnya.
Tindak keras warung remang-remang dan kafe seperti itu, termasuk beri sanksi
juga kepada pemilik tempat itu," tandasnya.
Ini penting, karena menurutnya, ketentraman masyarakat benar-benar sudah
terganggu.
"Kalau ini terus dibiarkan, jelas dapat merusak akhlak dan moral generasi
muda kami di sini," ujarnya. (Ody)