Banda Aceh, NEWS OBSERVASI: Setelah kemarin malam rapat paripurna penetapan pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) rusuh dan sempat tertunda. Rapat paripurna kembali rusuh, Selasa (9/12) sekira pukul 10.00 WIB. Namun sidang paripurna akhirnya berhasil menetapkan 5 pimpinan DPR Aceh yang definitif.
Kerusuhan terjadi berawal seorang anggota dewan dari Fraksi Partai Aceh, Ridwan Abubakar alias Nek Tu menyatakan keberatan ditetapkan Muharuddin sebagai ketua DPR Aceh definitif. Nek Tu berdalih, pimpinan Partai Aceh, baik Wali Nanggroo, Malek Mahmud dan Tuha Peut (Dewan Penasihat) mengusulkan dirinya menjadi ketua DPR Aceh definitif.
"Wali Nanggroe dan Tuha Peut partai merekomendasikan saya menjadi ketua definitif DPR Aceh, jadi saya minta ini ditunda penetapan ketua DPR Aceh," teriak Nek Tu saat hendak dibacakan penetapan 5 pimpinan DPR Aceh dalam sidang paripurna.
Namun pimpinan sidang tidak menggubris permintaan tersebut. Kemudian Nek Tu menggebrak meja dan melemparkan botol air mineral ke arah pimpinan sidang. Sehingga terjadilah kerusuhan saat beberapa simpatisan Nek Tu masuk dalam ruangan sidang paripurna.
Sempat terjadi saling dorong dan saling memukul saat terjadi kerusuhan. Bahkan salah seorang pengawal Muharuddin sempat naik ke atas meja pimpinan untuk menghalau kerusuhan itu.
Namun berkat kesigapan pihak kepolisian yang berjaga-jaga, berhasil mengamankan suasana. Bahkan pihak Polresta Banda Aceh menurunkan mobil anti huru-hara dan juga pasukan sepeda motor dilengkapi dengan senjata lengkap.
Setelah kondisi kondusif, sidang paripurna kembali dilanjutkan dan sidang langsung mengesahkan lima pimpinan DPR Aceh yaitu, Ketua DPRA, Muharuddin dari Fraksi Partai Aceh, Irwan Djohan Fraksi Partai NasDem, Sulaiman Abda Partai Golkar, Dalimi Partai Demokrat dan Mawardi Ismail.
Setelah sidang selesai, Ketua DPRA Muharuddin saat hendak meninggalkan ruangan sidang paripurna mendapatkan pengawalan ketat dari pihak kepolisian. Muharuddin didampingi Sulaiman Abda langsung menuju lantai 2 gedung DPRA untuk menuju ruang kerjanya.
Sementara itu Nek Tu usai kericuhan langsung meninggalkan ruang sidang dan meninggalkan gedung DPRA bersama dengan beberapa orang pengawalnya menggunakan 3 mobil.
Sekretaris Dewan (Sekwan), A Hamid Zain mengatakan, saat ini DPRA telah menyelesaikan sidang paripurna untuk menetapkan 5 pimpinan DPRA. Nantinya pimpinan DPRA ini akan diusulkan pada Menteri Dalam Negeri (Mendagri).
"Satu usulan secara aklamasi hanya mengarah lima pimpinan DPRA yang telah disahkan oleh paripurna ini, tidak ada satu pun fraksi yang tidak setuju, semua setuju," jelas A Hamid Zain usai sidang paripurna.
Katanya, ini akan segera diusulkan kepada Mendagri dan dia berharap dalam jangka waktu 1 minggu ini semua akan selesai dan sudah menjadi pimpinan definitif. (merdeka)