Advertistment

 

NEWSOBSERVASI: Ratusan bahkan ribuan pengungsi muslim Rohingya, termasuk wanita dan anak-anak, terombang-ambing di lautan. Mereka mencoba mencari pertolongan agar terhindar dari kekerasan di tanah kelahirannya.

Harapan untuk bebas dari penderitaan adalah mengungsi. Malaysia dan Thailand adalah negeri yang ramah dalam pikiran mereka.

Berbondong-bondong mereka menuju dua negara itu, menggunakan perahu seadanya. Tanpa makan, tanpa minum, dan tanpa perbekalan yang memadai.

Mimpi mereka untuk mendapat perlindungan dan kebebasan harus pupus. Militer Malaysia dan Thailand menghadang perahu dan meminta mereka menjauh dari daratan negaranya.

Alhasil, mereka harus terkatung-katung di tengah lautan dan mulai kelaparan dan kehausan. Tidak sedikit dari mereka harus merenggang nyawa akibat tidak kuat menahan lapar dan dahaga.

Sedih, kecewa, putus asa menjadi hiasan mereka dalam melewati hari-hari. Selama seminggu lebih, mata mereka hanya melihat hamparan air Lautan Andaman.

Secercah harapan hidup kembali muncul ketika sejumlah nelayan Aceh menemukan mereka di tengah lautan. Para nelayan itu segera mendekat perahu para pengungsi, dan segera menyalurkan makanan.

Mereka lalu mengaitkan tali ke kapal para pengungsi itu. Tali terikat kuat, mesin menyala, dan kapal itu melaju menuju tanah harapan.

"Mereka mengarungi lautan selama beberapa hari, mungkin lebih, tanpa makanan maupun air. Kebanyakan mereka putus asa dan tertekan. Ada juga anak-anak yang masih sangat kecil," ujar Petugas Kantor Imigrasi Aceh Utara, Tegas, dikutip dari cnn.com, Rabu, 20 Mei 2015.

Para pengungsi tersebut ditampung beberapa penampungan dengan pasokan logistik memadai dari pemerintah daerah setempat. Tetapi, lambat laun penampungan kian sesak, menyusul datangnya para pengungsi secara berangsur-angsur.

"Kami lakukan yang terbaik yang kami bisa tapi pasokan kami juga terbatas dan ini menimbulkan ketegangan di antara mereka," ungkap Tegas.

Kelompok pengungsi pertama ditemukan berada dalam enam perahu di dekat Lhokseumawe. Tidak jauh dari lokasi tersebut, ada perahu yang memuat 400 orang berusaha mendekat ke pantai Aceh.

"Kami mengirim beberapa tim untuk mengevakuasi perahu tersebut," kata Kepala SAR Aceh Budiawan.

Para pengungsi tersebut hingga kini masih berada di Aceh. Mereka mengharap bantuan untuk bisa lepas dari tekanan. (dream)
 
Top