Advertistment

 

Aceh Singkil, NEWS OBSERVASI - Tim Panitia Khusus (Pansus) DPRA daerah pemilihan (Dapil) 7 meninjau sejumlah proyek yang dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA) 2013 di Kota Subulussalam dan Aceh Singkil.

Temuan tim Pansus DPRA di lapangan, sejumlah proyek di Kota Subulussalam dinilai kurang sempurna, sementara di Kabupaten Aceh Singkil banyak yang bermasalah, Rabu (29/01/2014).

Pantauan NEWS OBSERAVSI, tim Pansus tersebut diketuai oleh H Irmawan, juga turut serta anggota DPRA lainnya seperti Adnan Beuransyah dan Bahrin Porang. Sebelum terjun ke lapangan, tim terlebih dahulu menggelar rapat dengan jajaran Pemko Subulussalam di Hotel Hermes.

“Kami ingin melihat langsung apakah seluruh proyek yang dibiayai melalui APBA 2013 dilaksanakan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan dan keinginan dari masyarakat di daerah setempat,” kata Irmawan usai peninjauan.

Dijelaskannya, tinjauan langsung seperti bertatap muka bersama kelompok tani tersebut merupakan salah satu bentuk dari pengawasan yang dilakukan legislatif terhadap berbagai pembangunan yang dialokasikan bersama dengan Pemerintah Aceh dalam APBA.
“Tim Pansus berharap berbagai pembangunan proyek APBA 2013 yang dibangun di Subulussalam-Singkil bermanfaat bagi masyarakat setempat,” sebutnya.

Sejumlah Proyek di Singkil Mubazir

Irmawan juga menyesalkan sejumlah proyek yang mubazir di Singkil karena dikerjakan asal jadi oleh pihak rekanan, seperti proyek pemecah ombak di pinggir pantai kabupaten Aceh Singkil tersebut.

“Dengan biaya Rp 4,3 miliar dan hanya dikerjakan asal-asal saja ini cukup memprihatinkan kita. Namun kita belum bisa menyimpulkan hasil di lapangan, akan kita bawa ke DPRA dulu untuk dihahas dalam sidang paripurna nanti,” ungkapnya.

Bukan hanya itu, tim Pansus DPRA juga menyorot pembangun gedung sekolah SMP 1 di Desa Pulo Sarok Aceh Singkil yang dikerjakan tidak sesuai teknis. “Ada juga temuan yang lain seperti proyek pembangunan jalan ke Bandara Hamzah Fanzuri,” tuturnya Irmawan.

“Tim pansus bukan mencari kesalahan, tapi fakta di lapangan memang demikian. Sejumlah proyek di Subulusalam memang kurang sempurna, sementara di Aceh Singkil banyak proyek yang mubazir. Hal ini kita bahas nantinya agar tidak merugikan masyarakat lagi,” tutup Irmawan.(WIN)
 
Top