NEWS OBSERVASI: OPINI

Tujuan Aceh Adalah Merdeka

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-M4oClRZgJAc/UrCTbyq4xSI/AAAAAAAAC8U/_WEub3g6hoA/s1600/download+(2)+copy.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-M4oClRZgJAc/UrCTbyq4xSI/AAAAAAAAC8U/_WEub3g6hoA/s1600/download+(2)+copy.jpg" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><b><i>NEWS OBSERVASI - </i></b>Saat ini status Aceh
masih merupakan sebuah Provinsi di wilayah Barat Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Status ini sudah lama dinanti perubahan oleh Bangsa Aceh,
Opsi untuk membebaskan diri dari Perbudakan jawa masih mengalami berbagai
rintangan. Perjuangan panjang melawan penjajahan bertujuan untuk menjadikan
Aceh sebagai sebuah Negara bukan hanya sebatas MOU Helsinki dan UUPA yang
sampai dengan detik ini masih simpang siur.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Modus kemerdekaan untuk
Aceh tidak pernah diulas secara pasti, hingga pada Akhir perjuangan Gerakan
Aceh Merdeka (GAM) hanya melahirkan Raqan – Raqan yang kemudian memecah belah
rakyat Aceh sendiri. Hal tersebut terbukti saat DPR Aceh mengesahkan beberapa
Qanun yang kemudian di tantang oleh Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia dan
Bangsa sendiri yang mengusulkan pisah alam yang kemudian membentuk Provinsi
alam impian, ALA – ABAS.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Aceh hari cukup banyak
mengalami pergeseran drastis yang menonjol di permukaan media, perpecahan demi
perpecahan yang di alami oleh Bangsa sendiri kian terbukti.pecahnya Partai
politik lokal merupakan sebuah obsesi besar yang membuktikan bahwa bangsa
sendiri bisa berkhianat hanya demi jabatan dan uang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Pengkhianatan tersebut
terjadi akibat salah kaprahnya pengelolaan di tubuh Bangsa, rakyat aceh yang
sudah terpengaruh dengan modernisasi sehingga dengan sangat mudah terpengaruh
dengan gaya politik wong jawa. Pendidikan yang masih standar, pengalaman yang
masih minim, pemikiran yang masih kuno membuat kita sesama Bangsa Aceh saling
menyalahkan, saling menuding bahkan saling beradu Argumen tanpa komitmen yang
jelas.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Bangsa kita telah di
tendang, di perbudakkan, apa lagi yang bisa kita pertahankan ? emas dan perak
kita persembahkan untuk menajadi NKRI yang Sejati, tetapi malah TNI yang
dikirim untuk balas budi, apakah kita tidak sakit hati ?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Penindasan demi
penindasan telah kita rasakan, tipuan demi tipuan telah kita lewatkan. Aceh
berhak merdeka, perdamaian hanya sebuah permainan, MOU Helsinki hanya sebuah
tipuan. Begitu pun dengan UUPA yang kadang – kadang di ulas tapi tak di
publikasi. Kecaman terus terjadi, Mendagri selalu mempengaruhi aliran sesat
pikir kepada bangsa Aceh, Mendagri menjadi biang keladi pecahnya Aceh. Obsi
sekarang bukan lagi pada pemerintahan Daerah yang tidak pernah di hargai oleh
pusat, tetapi merdeka, bebas dari Jakarta adalah tujuan kita bangsa Aceh.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><b>Ody Yunanda</b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><b>Cempeudak - Kutamakmur </b><o:p></o:p></span></div>

Tujuan Aceh Adalah Merdeka

NEWS OBSERVASI - Saat ini status Aceh masih merupakan sebuah Provinsi di wilayah Barat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Status ...

OBSERVASI Selengkapnya »

Aceh Lebih Banyak Memberi

<br />

<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5-GA7aFAlDZhobu7YZa5qtln61Kj0GGKZHbtHsu79D-hHWQFttokhxyfe6pP3uu1UpzZGRtnkcEbWoqRWhqNerqlVish68PzaEejYJCDSlrtD5OogU00R8IJhAB-TL732qCfByaJQAeX0/s1600/580279_376080842515171_2116119149_n.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5-GA7aFAlDZhobu7YZa5qtln61Kj0GGKZHbtHsu79D-hHWQFttokhxyfe6pP3uu1UpzZGRtnkcEbWoqRWhqNerqlVish68PzaEejYJCDSlrtD5OogU00R8IJhAB-TL732qCfByaJQAeX0/s400/580279_376080842515171_2116119149_n.jpg" width="358" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Bustami Zakaria, Mahasiswa Ekis Stain Malikussaleh</b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><b>NEWS OBSERVASI - </b>Aceh dikatakan banyak
memberi daripada menerima, Propinsi ini banyak melahirkan paradigma dan gagasan
yang luar biasa kala dahulu. Sesungguhnya kalangan masyarakat banyak memberi
dalam kaitan pembanggunan Bangsa dan Negara ibu pertiwi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Namun adakah pemberian
dibalas dengan keikhlasan hati? Masyarakat sangat patut menerima pembalasan
jasa baik menyalaraskan ekonomi, pembanggunan, pendidikan dan sebagainya.
Kenapa hal ini diabaikan oleh pemerintah pusat?<span style="mso-spacerun: yes;"> 
</span>Secara pengamatan membuktikan pembalasan yang dirasakan hanyalah habis
manis sepah di buang yang patut diujarkan pemberi jasa kemerdekaan Bangsa ini.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Pemberi jasa<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>dilupakan, pada hakikatnya jasa Aceh telah
membawa kemerdekaan Bangsa sebagaimana Radio Rimba Raya mengaungkan suara ke
beberapa Negara tetangga yang berbunyi: Indonesia masih ada…Indonesia masih
ada…!<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>dan seterusnya menggema lah alunan
ini sampai dirasakan pihak penjajahan belanda.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Dengan adanya sebutan
lebih banyak member i daripada menerima ini merupakan suatu imbalan yang pantas
diterima oleh kalangan Bangsa Aceh di saat ini, hal ini tidak selaras dalam
perjalanan prosedur pemerintahan. Maka dampak pahit ini kadangkala menjadi
perlawanan yang tak terhinggakan sampai kini.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Peran pemerintah
diharapkan kepedulian penuh dalam mengendalikan situasi dan kondisi secara rill
terhadap pembangunan, pendidikan, dan sebagainya yang dapat menyelaraskan
kemakmuran Aceh hari ini, karena dianya tak terlepas dari pola dasar si pemberi
sejak kemerdekaan sampai hari ini dalam bentuk hasil bumi berupa gas, minyak,
emas dan sebagainya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Maka harapan adalah
solusi terkini dari generasi dan pemerintahan daerah yang harus seiring
selangkah menjadikan pola pikir yang relevan dalam mengatur srategi
pembanggunan Propinsi. Selaras dengan adanya pola pikir yang baik, pemerintahan
pusat pun harus memberikan gagasan atau pengawasan yang baik dengan tidak
adanya sukuisme untuk menjadikan suatu daerah menuju maju khususnya Bangsa Aceh
hari ini.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Penulis<span style="mso-tab-count: 1;"> </span> :
Bustami</span></b></div>
<b>

</b><div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Mahasiswa Ekonomi Islam Stain Malikussaleh,
Lhokseumawe.</span></b></div>

Aceh Lebih Banyak Memberi

Bustami Zakaria, Mahasiswa Ekis Stain Malikussaleh NEWS OBSERVASI - Aceh dikatakan banyak memberi daripada menerima, Propinsi ini b...

OBSERVASI Selengkapnya »

Copot Jantung Bersimbah Darah

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-qqeYFGe2Bf0/Ul5XIGNoqLI/AAAAAAAACUU/SmjrX9cJ54Y/s1600/pohon.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://3.bp.blogspot.com/-qqeYFGe2Bf0/Ul5XIGNoqLI/AAAAAAAACUU/SmjrX9cJ54Y/s400/pohon.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Oleh : Ody Yunanda</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Aceh telah copot dari marwah sepanjang sejarah bersimbah darah, sejarah pahit terus berulang , generasi kocar - kacir seakan - akan  tanpa hirauan dan kepedulian kebersamaan sudara, </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">

</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Intern Aceh musnah seacara perlahan, darah terus menerus bersimpah
seakan datangnya hari Qurban di Idhul Adha, Qurban sesungguhnya hanya terdapat pada
penyembelihan hewan dengan adanya paradiqma ikhwanul muslimin yang
dilatarbelakangi oleh sejarah Nabi Ibrahim dengan anaknya Ismail.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-tab-count: 1;">            </span>Adakah terminal
aman bagi bangsa Aceh? Telah lama unsur huru hara terjadi di Aceh, kemana dan
siapa yang bertanggung jawab, apakah ini perang saudara sesama, seaqama dan
sekeyakinan? Apakah tergolong perjuangan fisabilillah? Apakah ini hanya
perebutan kekuasaan atau melawan keadilan terhadap kedhaliman? Masyarakat
kembali dapat mereview masing-masing terhadap persoalan yang dihadapi, Aceh
lagi-lagi copot jantung dan bersimpah darah terhadap batu hantaman yang tak
disangka-sangka, tragis isak tangis anak kecil yang tak berdosa dan memang sudah
menjadi resiko sebuah Negeri yang tak kondusif aman, sungguh sayang dan patut
lah diberi belas kasihan kepada anak-anak yang telah hilang orang tua yang tak
berujung kembali pulang kepangkuannya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-tab-count: 1;">            </span>Generasi muda mudi
dan anak-anak di Aceh harus dirilis kembali pada persoalan kehidupan dan
pendidikan mereka, biar pun telah copot jantung dan telah dilihat yang tak
sepatutnya dialami oleh anak-anak kecil Bangsa Aceh, biarlah hilang kenangan
pahit yang tak harus dikenang, Generasi mesti selalu harus dalam pantauan dan
bimbingan sesama baik masyarakat maupun peran pemerintah, mudah-mudahan dengan
ada arahan dan bimbingan Aceh tak lagi copot jantung dan bersimpah darah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Penulis: Ody Yunanda</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><b>President directur News Observasi </b></span></div>
</div>

Copot Jantung Bersimbah Darah

Oleh : Ody Yunanda Aceh telah copot dari marwah sepanjang sejarah bersimbah darah, sejarah pahit terus berulang , generasi kocar - kac...

OBSERVASI Selengkapnya »

Surat Terbuka Untuk Presiden SBY

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: left;">
<span class="userContent"><span class="text_exposed_show"><b>Oleh:</b> </span></span><span class="userContent"><span class="text_exposed_show"><b><span class="userContent"><span class="text_exposed_show"><span class="userContent"><span class="text_exposed_show">H.MUNTASIR HAMID,SH.MH.  </span></span></span></span></b> </span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-iDLiEXWozOY/UlGgthCCaJI/AAAAAAAACOI/Fh-YHCcVSRo/s1600/153002_muntasir-hamid_663_382.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="230" src="http://2.bp.blogspot.com/-iDLiEXWozOY/UlGgthCCaJI/AAAAAAAACOI/Fh-YHCcVSRo/s400/153002_muntasir-hamid_663_382.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="userContent"><span class="text_exposed_show">Assalamu’alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera untuk kita semua. <br /> <br />
 Saya, H.Muntasir Hamid,SH.MH. salah satu masyarakat sipil di Propinsi 
Aceh dengan ini mengirimkan surat kepada Bapak Presiden, setelah saya 
mencermati, mengevaluasi dan mempertimbangkan tentang situasi dan 
kondisi Aceh pada saat ini, sudah saatnya bagi Bapak Presiden untuk 
dapat segera mengambil langkah-langkah konkrit sehubungan dengan: <br />  <br />
 1. Disahkannya Qanun Wali Nanggroe oleh DPR Aceh, sementara isi 
daripada Qanun tersebut berlawanan dengan Perundang-undangan yang lebih 
tinggi, sehingga oleh Kementerian Dalam Negeri Qanun ini belum 
ditandatangani, sehingga berpengaruh pada segala sesuatu yang menyangkut
 dengan anggaran Wali Nanggroe itu sendiri dan hal-hal lainnya yang 
terkait. Sebagai poin masukan mengenai Qanun Wali Nanggroe, perlu kami 
informasikan kepada Bapak Presiden hal-hal sebagai berikut:<br /> <br /> a. 
Qanun Wali Nanggroe telah disahkan oleh DPR Aceh dan dikonsultasikan ke 
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Kemendagri telah membalas agar 
Qanun tersebut direvisi dan diperbaiki karena sebagian pasal 
bertentangan dengan aturan yang lebih tinggi dan UU No. 11 tahun 2006 
tentang Pemerintahan Aceh itu sendiri. Pemerintah Aceh dan DPRA hanya 
menjawab pertanyaan dari pihak Kemendagri tanpa merevisi Qanun tersebut.
 Dikarenakan telah lewat waktu dan tidak dibatalkan, maka Pemerintah 
Aceh dan DPRA menganggap Qanun Wali Nanggroe sudah sah. Sedangkan 
menurut Kemendagri, selama Qanun tidak direvisi sesuai dengan isi surat 
Kemendagri, maka Qanun itu tidak bisa dieksekusi.<br /> <br /> b. Pada tahun
 2012 sudah ada anggaran untuk Wali Nanggroe, sebesar 65 Milyar Rupiah, 
yang sebenarnya anggaran tersebut tidak bisa dieksekusi karena 
lembaganya belum sah. Namun saat ini dananya diduga telah dititipkan 
pada Majelis Adat Aceh (MAA) dan diduga sudah sering dipakai oleh Malik 
Mahmud untuk melakukan perjalanan ke berbagai daerah di tanah air bahkan
 sampai ke luar negeri. Penggunaan dana ini perlu menjadi perhatian 
pihak Kepolisian RI, Jaksa Agung RI dan juga KPK karena dipakai tidak 
sesuai aturan. Uang negara dipakai oleh sekelompok orang tanpa dasar. 
Acara-acara dengar pendapat diselenggarakan hanya bertujuan untuk 
menghabiskan uang tersbut, sebab sebenarnya secara logika untuk apa 
dengar pendapat dilakukan kalau Qanunnya sudah disahkan. Maka dari itu 
dengar pendapat dibuat seolah-olah untuk mencari masukan tentang 
bagaimana Wali Nanggroe ditabalkan.<br /> <br /> c. Jadwal penabalan yang 
tidak jelas, karena DPR Aceh dan Pemerintah Aceh sendiri tidak yakin, 
bahwa Qanun itu sudah sah. Usulan dari salah satu Partai Politik Lokal 
di Aceh agar dianggarkan dana penabalan Wali Nanggroe untuk upacara 
seremonial selama tujuh hari tujuh malam sebesar  50 Milyar Rupiah. 
Dimana hal ini merupakan suatu pemborosan anggaran yang sangat luar 
biasa dan dapat menciderai hati dan perasaan masyarakat di Aceh yang 
kondisinya hari ini mayoritas berada dalam keadaan ekonomi yang sulit 
dan tidak menentu.<br /> <br /> d. Memohon kepada Bapak Presiden SBY melalui
 Menteri terkait, untuk mengambil tindakan pencekalan terhadap Gubernur 
Aceh Zaini Abdullah, seluruh anggota DPRA dan Malik Mahmud. Hal ini 
penting karena diduga, ada diantara mereka ini yang masih memiliki 
paspor ganda yang bisa saja digunakan sewaktu-waktu untuk lari keluar 
Indonesia. Dan banyak hal-hal lainnya telah dilakukan yang bertentangan 
dengan UUD 1945 serta Peraturan Negara lainnya. <br /> <br /> 2. Mengingat 
hampir di seluruh Aceh menolak lembaga Wali Nanggroe dan keberadaan 
Malik Mahmud yang juga dipertanyakan oleh hampir semua masyarakat Aceh, 
kalau boleh kami menyarankan kepada Bapak Presiden supaya Qanun Wali 
Nanggroe sebaiknya dibatalkan saja dalam rangka menjaga keutuhan Negara 
Kesatuan Republik Indonesia yang sama-sama kita cintai. <br /> <br /> 3. 
Perlu diadakan pemeriksaan atas pengesahaan RAPBA-P 2013 oleh DPR Aceh 
pada tanggal 3 Oktober 2013 yang lalu sebesar 12,3 Trilyun Rupiah yang 
jauh dari kesan pro rakyat. Kami menyarankan juga supaya kiranya Bapak 
Presiden dapat memerintahkan Kejaksaan Agung RI untuk segera memeriksa 
Gubernur Aceh beserta instansi terkait lainnya yang berada di bawah 
kendali Pemerintah Aceh dan seluruh anggota DPR Aceh yang diduga telah 
melakukan korupsi dengan mengatasnamakan kepentingan Rakyat. Ikut juga 
dilibatkan pihak Kepolisian Negara Republik Indonesia dan juga sangat 
dirasa perlu untuk menghadirkan KPK dalam menuntaskan permasalahan 
tersebut. Sudah saatnya di Aceh, bagi kita semua untuk menegakkan 
supremasi hukum sebagai panglima dalam melaksanakan tatakelola 
pemerintahan sipil yang baik.<br /> <br /> Demikian surat ini diperbuat agar Bapak Presiden dapat langsung merespon melalui:<br /> 1. Kementerian Dalam Negeri RI<br /> 2. Kejaksaan Agung RI<br /> 3. Kepolisian Negara RI<br /> 4. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI<br /> <br />
 Atas perhatian Bapak Presiden, kami mengucapkan terima kasih. Salam 
hormat dari kami untuk Bapak Presiden dan Ibu Negara, semoga senantiasa 
berada dalam lindungan Allah SWT. </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><span class="userContent"><span class="text_exposed_show">Surat ini dikirim Oleh :</span></span></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span class="userContent"><span class="text_exposed_show"><span class="userContent"><span class="text_exposed_show">H.MUNTASIR HAMID,SH.MH.  </span></span></span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="userContent"><span class="text_exposed_show"><b><span class="userContent"><span class="text_exposed_show"><span style="color: black;">Ketua DPD II Partai Golkar, Banda 
Aceh,</span> </span></span></b></span></span></div>
</div>

Surat Terbuka Untuk Presiden SBY

Oleh: H.MUNTASIR HAMID,SH.MH. Assalamu’alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera untuk kita semua. Saya, H.Muntasir Hamid,SH.MH. salah sa...

OBSERVASI Selengkapnya »

Ingin Berpesta Di Tengah Kemiskinan Rakyat Aceh

Ingin Berpesta Di Tengah Kemiskinan Rakyat Aceh

Cukuplah beliau dipermalukan dengan runut sejarah kewalian Aceh yang tidak logis itu. kemudian juga dengan tidak adanya kewajiban baca Qur...

OBSERVASI Selengkapnya »

Isu Aceh "Sibak Rukok Teuk Ka Seuleuso"

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial,sans-serif; font-size: 13px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
 <b>Oleh: Putri Nurlaili</b></div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial,sans-serif; font-size: 13px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
<b><a href="http://1.bp.blogspot.com/-juGkgk87ND8/UkfE-xFzDFI/AAAAAAAAB_k/8abodx2fLfg/s1600/sibak+rukok+teuk.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="242" src="http://1.bp.blogspot.com/-juGkgk87ND8/UkfE-xFzDFI/AAAAAAAAB_k/8abodx2fLfg/s400/sibak+rukok+teuk.jpg" width="400" /></a>Observasi:</b></div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial,sans-serif; font-size: 13px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
Perkembangan politik di Aceh semakin memanas, isu-isu “<em>Sibak Rukok Teuk Ka Merdeka</em><span class="Apple-converted-space"> </span>(Sebatang rokok lagi akan merdeka)” juga semakin berpencar ditelinga masyarakat awam. Apalagi setelah Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) dan Gubernur Aceh telah mengesahkan Qanun Aceh tentang Lambang dan Bendera kekhususan Aceh yang sangat mirip dengan Lambang dan Bendera Separatis Gerakan Aceh Merdeka (GAM).</div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial,sans-serif; font-size: 13px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial,sans-serif; font-size: 13px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
Para pemuda-pemuda desa yang berfikiran awam pun bergegas dan begitu semangat mengarakkan bendera Bulan Bintang (yang mirip bendera GAM) di jalan raya. Pertanda bahwa kini Aceh telah merdeka seutuhnya.</div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial,sans-serif; font-size: 13px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial,sans-serif; font-size: 13px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
Di dalam keramaian pemuda-pemuda desa itu, ada juga yang melontarkan kata-kata “<em>Jinoe hana suwah tapeu-ek lee bendera jawa nyan, saweub kana bendera indatu droe teuh nyang ka sah untuk jeut tapeu-ek di bumoe Aceh nyoe</em><span class="Apple-converted-space"> </span>(Sekarang tidak usah lagi menaikkan bendera jawa itu, karena sudah ada bendera indatu sendiri yang sudah sah untuk menaikkan di bumi Aceh ini).</div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial,sans-serif; font-size: 13px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial,sans-serif; font-size: 13px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
Ternyata pengesahan sepihak dan pemaksaan kehendak para Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) dan Gubernur Aceh yang telah mengesahkan Qanun Aceh tentang Lambang dan Bendera, telah merubah keadaan politik di Aceh semakin rumit dan gentayangan.</div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial,sans-serif; font-size: 13px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial,sans-serif; font-size: 13px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
Benih-benih kebencian pun mulai nampak dan timbul kembali di kalangan masyarakat awam pedesaan, seolah-olah Pemerintah pusat telah melanggar MoU Helsinky. Semua ini akibat adanya pemikiran-pemikiran yang dituangkan oleh kalangan tertentu untuk mengantisipasi akan adanya penolakan Qanun tersebut oleh Mendagri dan Pemerintah Pusat.</div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial,sans-serif; font-size: 13px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial,sans-serif; font-size: 13px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
<strong>Kenapa Harus Mirip Persis Dengan Lambang Dan Bendera Gerakan Aceh Merdeka (GAM)?</strong></div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial,sans-serif; font-size: 13px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial,sans-serif; font-size: 13px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
Perjanjian MoU Helsinky bertujuan untuk mencari suatu kedamaian terhadap konflik yang terjadi di Aceh selama 30 Tahun lamanya antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan Pemerintah Indonesia.</div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial,sans-serif; font-size: 13px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial,sans-serif; font-size: 13px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
Isi Perdamaian yang telah disepakati itu antara lain tidak boleh lagi melakukan pemberontakan dalam bentuk apapun, tidak boleh lagi menggukan senjata, tidak boleh lagi menggunakan segala atribut GAM di Aceh setelah penandatanganan MoU Helsinky.</div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial,sans-serif; font-size: 13px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial,sans-serif; font-size: 13px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
Segala isi MoU Helsinky itu telah disepakati, termasuk tentang kekhususan Aceh boleh membuat Lambang dan Bendera sendiri, dengan syarat tidak boleh mirip dengan Lambang dan Bendera Separatis GAM.</div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial,sans-serif; font-size: 13px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial,sans-serif; font-size: 13px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
Perjanjian itu menandakan bahwa tidak ada celah dan alasan-alasan bagi Pemerintah Aceh dan DPRA untuk mengkambing-hitamkan rakyat Aceh dalam membuat Lambang dan Bendera kekhususan Aceh yang mirip dengan Lambang dan Bendera GAM.</div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial,sans-serif; font-size: 13px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial,sans-serif; font-size: 13px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
Menurut hemat saya, Pemerintah Aceh dan DPRA harus merujuk kembali kepada aturan dalam Islam yang mengatur dan menjelaskan tata cara perdamaian. Saya melihat bahwa Pemerintah Aceh dan DPRA sudah sangat melenceng dengan tata cara perjanjian yang telah diatur sedemikian dalam Islam.</div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial,sans-serif; font-size: 13px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial,sans-serif; font-size: 13px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
Langkah-langkah politik yang sedang dijalankan oleh Pemerintah Aceh dan DPRA sangat bertentangan dan akan merusak perjanjian damai yang telah disepakati antara GAM dengan NKRI.</div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial,sans-serif; font-size: 13px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial,sans-serif; font-size: 13px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
<strong>Opsi Referendum Dapat Menodai MoU Helsinky</strong></div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial,sans-serif; font-size: 13px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial,sans-serif; font-size: 13px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
Untuk menyelesaikan kisruh terkait pengesahan Qanun Lambang dan Bendera Aceh, seperti yang diwacanakan oleh Direktur YARA Safaruddin,SH harus melakukan referendum untuk memberikan pilihan dan keinginan rakyat Aceh (Sabtu, 30 Maret; Serambi Indonesia), saya kira wacana ini sangatlah tidak tepat.</div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial,sans-serif; font-size: 13px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial,sans-serif; font-size: 13px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
Jika nantinya dibuat referendum terkait Qanun tersebut, maka tidak akan terjamin bahwa referendum itu murni dari kehendak dan keinginan rakyat Aceh.</div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial,sans-serif; font-size: 13px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial,sans-serif; font-size: 13px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
Wacana yang dilontarkan oleh Safaruddin adalah sama dengan mengkambing-hitamkan rakyat Aceh itu sendiri. Sangat disayangkan jika regulasi politik tidak sehat ini melibatkan rakyat Aceh untuk kepentingan sekelompok orang. Padahal sudah sangat jelas terkait Lambang dan Bendera kekhususan Aceh tidak boleh mirip dengan Lambang dan Bendera GAM.</div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial,sans-serif; font-size: 13px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial,sans-serif; font-size: 13px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
Kapan rakyat Aceh bisa hidup tenang dan menikmati perdamaian ini?</div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial,sans-serif; font-size: 13px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial,sans-serif; font-size: 13px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-ko5xUeDao2w/UkfFe83YiTI/AAAAAAAAB_o/BZqXw683Jg4/s1600/600983_521009631294285_1544260923_n.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-ko5xUeDao2w/UkfFe83YiTI/AAAAAAAAB_o/BZqXw683Jg4/s1600/600983_521009631294285_1544260923_n.jpg" /></a><strong>Tulisan ini untuk mengkritik Pemerintah Aceh dan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) demi menjaga Perdamaian yang sedang berlangsung di Aceh.</strong></div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial,sans-serif; font-size: 13px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
<br /></div>
<br />
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial,sans-serif; font-size: 13px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
<strong>Ditulis Oleh : Putri Nurlaili, Mahasiswi KPI STAIN Malikussaleh, Lhokseumawe</strong></div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial,sans-serif; font-size: 13px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
<strong>Email            :putrinurlaili7@gmail.com</strong></div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial,sans-serif; font-size: 13px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial,sans-serif; font-size: 13px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
<strong> </strong></div>
</div>

Isu Aceh "Sibak Rukok Teuk Ka Seuleuso"

Oleh: Putri Nurlaili Observasi: Perkembangan politik di Aceh semakin memanas, isu-isu “ Sibak Rukok Teuk Ka Merdeka (Sebatang rokok...

OBSERVASI Selengkapnya »

Bintang Buleun Layak Berkibar Di Aceh

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-763q3qiwM68/UkJddhyTv9I/AAAAAAAAB8A/MQfEJS9b8zo/s1600/559421_435187599875498_199883426_n.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="http://1.bp.blogspot.com/-763q3qiwM68/UkJddhyTv9I/AAAAAAAAB8A/MQfEJS9b8zo/s400/559421_435187599875498_199883426_n.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Sungguh bijaksana dan Wibawa Gamawan Fauzi apabila  rakyat Aceh diberikan kebebasan untuk mengibarkan bendera <em>Bintang Buleun</em>. Terlepas dari pro-kontra terhadap rancangan Qanun Bendera dan Lambang Aceh, alangkah baiknya bila pengibaran bendera <em>Bintang buleun </em>tidak dikait-kaitkan dengan pencaplokan bendera GAM sebagai Bendera Daerah oleh Pemerintah Aceh.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seperti
 kita ketahui bersama, perdamaian di Aceh terjadi setelah Pemerintah RI 
dan GAM sepakat untuk melakukan gencatan senjata dan menandatangani 
kesepakatan damai yang tertuang dalam MoU Helsinki dimana pada 
pembukaannya tersebut bahwa “Pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan 
Aceh Merdeka (GAM) menegaskan komitmen mereka untuk penyelesaian konflik
 Aceh secara damai, menyeluruh, berkelanjutan dan bermartabat bagi 
semua”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
 4 Desember adalah hari Milad GAM, untuk 
mengenang perjuangan Hasan Tiro bersama rakyat Aceh dan mendoakan arwah 
mereka yang telah berpulang selama masa konflik yang berkepanjangan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Adalah
 suatu ketidakadilan saat kami semua di Aceh turut memperingati Hari 
G30S PKI, Hari Kesaktian Pancasila, Supersemar, Sumpah Pemuda, yang 
tidak ada sangkut pautnya dengan Aceh sama sekali, sementara hari yang 
bersejarah bagi Aceh sendiri tidak dapat kami peringati secara layak?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
MoU
 Helsinki dan UUPA ada karena GAM, sedangkan bendera GAM itu merupakan 
identitas pengenal organisasi GAM, baik di dalam negeri maupun di dunia 
internasional.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sudah selayaknya bendera perjuangan itu berkibar di Tanah Rencong, walau tidak mengikat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Damai
 bukan berarti harus kehilangan marwah. Berhenti berperang bukan berarti
 kalah. Marilah kita sama-sama menjaga perdamaian yang telah tercipta, 
dengan saling menghargai kesepakatan yang telah dibuat oleh kedua belah 
pihak yang bertikai untuk mewujudkan damai Aceh yang bermartabat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Penulis: Ody Yunanda (Kutamakmur, Aceh Utara)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>

Bintang Buleun Layak Berkibar Di Aceh

Sungguh bijaksana dan Wibawa Gamawan Fauzi apabila rakyat Aceh diberikan kebebasan untuk mengibarkan bendera Bintang Buleun . Terlepas ...

OBSERVASI Selengkapnya »

Aceh Cet Langet, Jakarta Kehujanan (Dampak Positif dan Negatif bagi Pemerintah Pusat)

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/u/prf/13549078592056862618.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="400" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/u/prf/13549078592056862618.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
 <b>OBSERVASI :</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah perjanjian Damai di Aceh (antara Gerakan Aceh Merdeka dengan 
Negara kesatuan Republik Indonesia) yang disusun dengan rapi dalam 
Naskah MoU Helsinky, telah membuat para mantan kombatan GAM begitu 
berani dalam membuat janji-janji untuk mensejahterakan rakyat Aceh.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
kemenangan pasangan “ZIKIR” (Zaini-Muzakir) sebagai Gubernur Aceh 
2012-2017, menggentarkan Pemerintah Pusat dalam mengontrol akan 
kepemerintahan Provinsi Aceh. Pasalnya, Lembaga Legislatif  di Aceh 
telah dikuasai oleh Partai Aceh sebanyak 70% dari anggota dewan yang 
lain. Sehingga segala keputusan tetap akan dimenangkan oleh anggota 
dewan yang berasal dari Partai Aceh dalam mengambil suatu kebijakan, 
apalagi sekarang Lembaga Eksekutif juga berhasil dikuasai oleh calon 
yang diusung Partai Aceh.</div>
<div style="text-align: justify;">
Hal ini bisa berdampak positif dan bisa juga berdampak negatif bagi 
Pemerintah Pusat, setidaknya sangat sulit untuk mengontrol dan memegang 
kendali akan kepemerintahan di Aceh.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lembaga Eksekutif dan Legislatif Aceh, akan memperjuangkan segala isi 
dari MoU Helsinky dan Undang-undang Pemerintahan Aceh (UUPA) dari 
Pemerintah Pusat. Karena mereka sejalan dan sepemikiran, otomatis segala
 program akan berjalan dengan lancar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pemerintah Aceh sekarang, pada masa kampanyenya kemarin telah menebarkan
 berbagai janji kepada masyarakat Aceh, sehingga para rakyat Aceh begitu
 tertarik akan janji-janji mereka. Dan menanglah Pasangan “ZIKIR” akibat
 dari janji yang mereka lontarkan (kalau berbicara takdir: semuanya 
adalah kehendak Allah swt). Yang membuat Para rakyat Aceh begitu percaya
 adalah dikarenakan Legislatif telah dikuasai oleh Partai mereka, jadi 
jangan diragukan lagi kalau mereka menang sebagai Gubernur, maka akan 
tercapai segala keinginan dan janji-janji.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berikut saya sisipkan 21 janji Gubernur-Wakil Gubernur Aceh yang 
terpilih (Zaini Abdullah-Muzakir Manaf), sebagaimana dirilis oleh Harian
 Serambi Indonesia  (<span style="font-size: x-small;"><span style="line-height: 115%;">Senin, 25 Juni 2012)</span></span>:</div>
<ol style="text-align: justify;">
<li><span style="font-size: x-small;"><span style="line-height: 115%;">Wewujudkan pemerintahan Aceh yang bermartabat dan amanah;</span></span></li>
<li><span style="font-size: x-small;"><span style="line-height: 115%;">Mengimplementasikan dan menyelesaikan turunan UUPA;</span></span></li>
<li><span style="font-size: x-small;"><span style="line-height: 115%;">Komit menjaga perdamaian Aceh sejalan dengan MoU Helsinki;</span></span></li>
<li><span style="font-size: x-small;"><span style="line-height: 115%;">Menerapkan nilai-nilai budaya Aceh dan Islam di semua sector kehidupan masyarakat;</span></span></li>
<li><span style="font-size: x-small;"><span style="line-height: 115%;">Menyantuni anak yatim dan kaum duafa;</span></span></li>
<li><span style="font-size: x-small;"><span style="line-height: 115%;">Mengupayakan jumlah penambahan kuanto haji Aceh;</span></span></li>
<li><span style="font-size: x-small;"><span style="line-height: 115%;">Pemberangkatan jamaah haji dengan kapal pesiar;</span></span></li>
<li><span style="font-size: x-small;"><span style="line-height: 115%;">Naik haji gratis bagi Anak Aceh yang sudah akil baliq;</span></span></li>
<li><span style="font-size: x-small;"><span style="line-height: 115%;">Menginventarisir kekayaan dan sumber daya alam Aceh;</span></span></li>
<li><span style="font-size: x-small;"><span style="line-height: 115%;">Menata kembali sector pertambangan di Aceh;</span></span></li>
<li><span style="font-size: x-small;"><span style="line-height: 115%;">Menjadikan Aceh layaknya berunei Darussalam dan Singapura;</span></span></li>
<li><span style="font-size: x-small;"><span style="line-height: 115%;">Mewejudkan pelayanan kesehatan gratis yang lebih bagus;</span></span></li>
<li><span style="font-size: x-small;"><span style="line-height: 115%;">Mendatangkan dokter spesialis dari luar negeri;</span></span></li>
<li><span style="font-size: x-small;"><span style="line-height: 115%;">Pendidikan gratis dari SD sampai dengan Perguruan Tinggi;</span></span></li>
<li><span style="font-size: x-small;"><span style="line-height: 115%;">Pemberian Rp. 1.000.000 (satu juta) per Kartu Keluarga per bulan dari hasil dana minyak dan gas (migas);</span></span></li>
<li><span style="font-size: x-small;"><span style="line-height: 115%;">Mengangkat hononer PNS;</span></span></li>
<li><span style="font-size: x-small;"><span style="line-height: 115%;">Meningkatkan kesejahteraan rakyat Aceh;</span></span></li>
<li><span style="font-size: x-small;"><span style="line-height: 115%;">Membuka lapangan kerja baru;</span></span></li>
<li><span style="font-size: x-small;"><span style="line-height: 115%;">Meningkatkat pemberdayaan ekonomi rakyat;</span></span></li>
<li><span style="font-size: x-small;"><span style="line-height: 115%;">Memberantas kemiskinan dan menurunka angka pengangguran; serta</span></span></li>
<li><span style="font-size: x-small;"><span style="line-height: 115%;">Mengajak kandidat lain untuk bersama-sama membangun Aceh.</span></span></li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
Secara kasat mata yang kita lihat, semua program ini akan terlaksanakan 
dengan baik, dikarenakan Legislatif dan Eksekutif dikuasai oleh Partai 
Aceh. Jadi, segala program tersebut akan disetujui bersama-sama untuk 
menjalankannya. pertanyaannya adalah Apakah mereka (Eksekutif dan 
Legislatif) mau dan sanggup menjalankan Program tersebut?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menurut saya sebagai orang awam, 21 poin janji “ZIKIR” akan 
kepemimpinnya sekarang agak susah untuk dijalankan. Karena Keuangan di 
Aceh belum Jelas, apakah bisa diwujudkan atau tidak? belum lagi jika ada
 diantara para anggota dewan yang rakus, apalagi jika Gubernur atau 
Wakil Gubernur tidak konsisten terhadap program yang telah 
dicanangkannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
21 poin tersebut, hal ini berdampak Negatif bagi Pemerintah Pusat. 
Karena secara logika, Daerah-daerah yang lain akan cemburu dan iri 
terhadap Daerah Aceh. Kenapa Aceh bisa demikian? Kok daerah kami tidak 
boleh? itu karena Aceh punya hak Istimewa dari daerah-daerah yang lain, 
pasti pemerintah akan menjawab demikian.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jakarta, sebagai Pusat Ibukota Negara saja tidak sespecial seperti Aceh,
 apakah rakyat Indonesia yang berada di jakarta tidak akan menangis 
ketika melihat Aceh begitu specialnya? saya kira, mereka tidak demikian.
 Karena, 21 poin janji Gubernur -Wakil Gubernur Aceh yang sekarang masih
 dikategorikan sebagai “<em>Cet Langet</em>” atau “<em>mimpi di siang bolong”</em>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namanya juga Politik praktis, berbagai janji-janji manis itu selalu ada 
dari Calon pemimpin. Tapi, sangat disayangkan, hal demikian sudah 
menjadi tradisi di Negara Indonesia ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Janji tetap janji, Kalau sudah terpilih jangan coba untuk diungkit-ungkit kembali.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Penulis: Muksalmina Mta</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Sumber: Kompassiana </b></div>
<div style="text-align: justify;">
 </div>
</div>

Aceh Cet Langet, Jakarta Kehujanan (Dampak Positif dan Negatif bagi Pemerintah Pusat)

OBSERVASI : Setelah perjanjian Damai di Aceh (antara Gerakan Aceh Merdeka dengan Negara kesatuan Republik Indonesia) yang disusun d...

OBSERVASI Selengkapnya »

NEWS OBSERVASI

Advertistment

Tujuan Aceh Adalah Merdeka

Aceh Lebih Banyak Memberi

Copot Jantung Bersimbah Darah

Surat Terbuka Untuk Presiden SBY

Ingin Berpesta Di Tengah Kemiskinan Rakyat Aceh

Isu Aceh "Sibak Rukok Teuk Ka Seuleuso"

Bintang Buleun Layak Berkibar Di Aceh

Aceh Cet Langet, Jakarta Kehujanan (Dampak Positif dan Negatif bagi Pemerintah Pusat)

[-][gallery1][recent][10]

Terpopuler Minggu Ini

Advertise here